19.6.10

Tugas IV_2b BEHAVIOURAL ACCOUNTING

PERILAKU AKUNTANSI (BEHAVIOURAL ACCOUNTING)

Perilaku Akuntansi (Behavioural Accounting) adalah aplikasi dari konsep-konsep ilmu sosial untuk beberapa daerah penelitian akuntansi seperti penganggaran, pengambilan keputusan, kontrol dan pelaporan keuangan. The newly emerging sub-discipline attempts to focus on the "human element" in what has essentially been a quantitative subject area. Yang baru muncul sub-disiplin upaya untuk fokus pada elemen "manusia" pada dasarnya apa yang menjadi wilayah subjek kuantitatif.
Perilaku akuntansi berkaitan dengan pengujian efek dari perilaku psikologis manusia pada perencanaan strategis, penganggaran, pengawasan, pelaporan keuangan, dan pengambilan keputusan dalam organisasi. Misalnya, anggaran (dan karenanya kontrol dan sistem evaluasi kinerja) memiliki implikasi perilaku pada setiap orang dalam organisasi: orang-orang yang berpartisipasi dalam mempersiapkan itu, mereka yang menggunakannya untuk membantu dalam proses pengambilan keputusan, dan mereka yang dievaluasi dengan menggunakan anggaran. Selain itu, kualitas pelaporan keuangan perusahaan, khususnya kualitas nomor laba publik melaporkan, dipengaruhi oleh perilaku manajer yang sengaja mencoba untuk memanipulasi penghasilan untuk keuntungan mereka sendiri, dan untuk mempengaruhi perilaku psikologis investor ', yang juga dapat terpengaruh oleh analis diri '-kepentingan. Auditor kemerdekaan juga dapat menjadi lemah oleh diri auditor '-kepentingan dan lebih percaya diri, dan sebagainya sebagai manajer.
Tujuan dari edisi khusus adalah untuk mempublikasikan kualitas tinggi, kertas teoritis dan empiris inovatif yang mempromosikan pemahaman tentang perilaku akuntansi perusahaan, untuk menyediakan platform untuk agenda penelitian di masa depan.
Masalah ini menyambut kertas teoritis atau empiris yang mencari manajer, auditor, dan regulator tentang kualitas laba perusahaan.
- Dampak dari perilaku manusia dan psikologi pada kualitas pelaporan keuangan perusahaan
Dampak dari perilaku manusia dan psikologi pada pengendalian internal pengambilan keputusan, internal, evaluasi kinerja, kepuasan pelanggan, manajemen kualitas total, dan kinerja perusahaan
Dampak dari perilaku manusia dan psikologi pada pengambilan keputusan investasi-
perilaku implikasi dari penetapan biaya berdasarkan aktivitas
implikasi perilaku dari anggaran
audit kualitas
sistem pengendalian internal dan kualitas laba
tata kelolah perusahan dan kualitas laba
analis pendapatan perkiraan dan manajemen laba/ kualitas

Tugas IV_2a Green Acounting

akuntansi Green mengikuti kerangka yang luas yang mencerminkan, dalam hal ekonomi, bukan hanya penipisan sumber daya alam dan biaya kesehatan pencemaran dan efek pada mata pencaharian tetapi juga penambahan modal manusia melalui pendidikan.

Di India, Produk Domestik Bruto telah menjadi indikator kunci dari pertumbuhan dan panduan untuk pembuat kebijakan untuk membuat perubahan dalam kebijakan pengentasan kemiskinan. Namun, jenis akuntansi mengabaikan komponen vital dari kekayaan nasional seperti perubahan kualitas kesehatan, pendidikan dan perubahan dalam kualitas dan tingkat sumber daya lingkungan India.
Mengapa aspek ini diabaikan? Apa jenis dampak melakukan hal-komponen yang ada pada pembangunan dan pengurangan kemiskinan? inklusi Dapatkah faktor-faktor membantu dalam merumuskan kebijakan yang lebih baik untuk peluang menghasilkan pendapatan dan keamanan mata pencaharian bagi masyarakat miskin? Ini adalah beberapa keprihatinan yang diangkat di DSDS yang diselenggarakan oleh LSM Delhi berbasis Energi dan Sumber Daya Institute (TERI).
"Kemiskinan adalah pencemar terburuk. Ada Kaitan antara kemiskinan dan degradasi lingkungan karena miskin bergantung pada sumber daya alam seperti kesuburan tanah, air segar, udara dan hutan," kata Prodipto Ghosh, Sekretaris, Kementerian Lingkungan Hidup dan Hutan. "Degradasi lingkungan dampak kesehatan masyarakat miskin, yang mempengaruhi kerja dan sekolah dan menonjolkan ketidaksetaraan gender. Oleh karena itu, lingkungan rancangan kebijakan (yang sedang diselesaikan oleh pemerintah) berusaha untuk keseimbangan antara ekonomi, kebutuhan sosial dan lingkungan untuk pembangunan berkelanjutan.Inti laporan hijau dikembangkan melalui India Akuntansi Green Serikat Proyek (GAISP). Dalam GAISP, akuntansi yang tepat dari sumber daya hutan dilakukan. GAISP mempelajari nilai kayu, karbon, kayu bakar dan hasil hutan non-kayu untuk mengevaluasi produk domestik bruto negara. Dengan memperlakukan hutan sebagai baik produktif dan non-aset ekonomi produktif, GAISP menemukan rata-rata berapa banyak orang yang tergantung pada hutan untuk kayu, kayu bakar, pakan ternak, buah-buahan, bambu / tongkat / alang-alang dan madu. Hal ini juga mempelajari efek penebangan, kebakaran hutan, kekacauan dan bencana alam untuk menghitung ukuran yang tepat. Langkah ini disebut Negara Lingkungan Produk Domestik Disesuaikan (EASDP). Menurut GAISP, negara harus menggunakan EASDP untuk mengevaluasi Negara Produk Domestik Bersih (NSDP) karena memperhitungkan perubahan yang timbul dari kerusakan lingkungan. Kesenjangan antara NSDP dan EASDP menunjukkan tingkat degradasi lingkungan yang disebabkan oleh kegiatan ekonomi seperti penebangan liar.

Tugas IV_1 Tekhnik Sampling

Teknik-Teknik Sampling

Pemilihan teknik pengarnbilan sampel merupakan upaya penelitian untuk
mendapat sampel yang representatif (mewakili), yang dapat menggambarkan
populasinya. Teknik pengambilan sampel tersebut dibagi atas 2 kelompok besar,
yaitu :
1. Probability Sampling (Random Sample)
2. Non Probability Sampling (Non Random Sample)


1. Probability Sampling
Pada pengam bilan sampel secara random, setiap unit populasi,
mempunyai kesempatan yang sama untuk diambil sebagai sampel. Faktor
pemilihan atau penunjukan sampel yang mana akan diambil, yang semata-mata
atas pertimbangan peneliti, disini dihindarkan. Bila tidak, akan terjadi bias.
Dengan cara random, bias pemilihan dapat diperkecil, sekecil mungkin. Ini
merupakan salah satu usaha untuk mendapatkan sampel yang representatif.
Keuntungan pengambilan sampel dengan probability sampling adalah sebagai
berikut:
- Derajat kepercayaan terhadap sampel dapat ditentukan.
- Beda penaksiran parameter populasi dengan statistik sampel, dapat
diperkirakan.
Besar sampel yang akan diambil dapat dihitung secara statistik


2. Penyimpangan (Error)
Dari hasil pengukuran terhadap unit-unit dalam sampel diperoleh nilai-nilai
statistik. Nilai statistik ini tidak akan persis sama dengan nilai parameternya.
Perbedaan inilah yang disebut sebagai Penyimpangan (Sampling Error)
Sedangkan pada non probability sampel, penyimpangan nilai sampel
terhadap populasinya tidak mungkin diukur. Pengukuran penyimpangan ini
merupakan salah satu bentuk pengujian statistik. Penyimpangan yang terjadi
pada perancangan kwesioner, kesalahan petugas pengumpul data dan pengola
data disebut Non Sampling Error.

3. Cara Pengambilan Sampel
Ada 5 cara pengambilan sampel yang termasuk secara random, yaitu
sebagai berikut:

1.Sampel Random Sederhana (Simple Random Sampling).
Proses pengambilan sampel dilakukan dengan memberi kesempatan yang
sama pada setiap anggota populasi untuk menjadi anggota sampel. Jadi disini
proses memilih sejumlah sampel n dari populasi N yang dilakukan secara
random. Ada 2 cara yang dikenal yaitu:
a. Bila jumlah populasi sedikit, bisa dilakukan dengan cara mengundi "Cointoss"
b. Tetapi bila populasinya besar, perlu digunakan label "Random Numbers"

2.Sampel Random Sistematik (Systematic Random Sampling)
Proses pengambilan sampel, setiap urutan ke .K" dari titik awal yang
dipilih secara random. Misalnya, setiap pasien yang ke tiga yang berobat ke suatu Rumah Sakit, diambil sebagai sampel (pasien No. 3,6,9,15) dan seterusnya.

3.Sampel Random Berstrata (Stratified Random Sampling)
Populasi dibagi strata-strata, (sub populasi), kemudian pengambilan sampel dilakukan dalam setiap strata baik secara simple random sampling,
maupun secara systematic random sampling.

4.Sampel Random Berkelompok (Cluster Sampling)
Pengambilan sampel dilakukan terhadap sampling unit, dimana sampling
unitnya terdiri dari satu kelompok (cluster). Tiap item (individu) di dalam
kelompok yang terpilih akan diambil sebagai sampel. Cara ini dipakai : bila
populasi dapat dibagi dalam kelompok-kelompok dan setiap karakteristik yang
dipelajari ada dalam setiap kelompok.

5.Sampel Bertingkat (Multi Stage Sampling)
Proses pengambilan sampel dilakukan bertingkat, baik bertingkat dua
maupun lebih.

4.Non Probability Sample (Selected Sample)

Pemilihan sampel dengan cara ini tidak menghiraukan prinsip-prinsip probability. Pemilihan sampel tidak secara random. Hasil yang diharapkan hanya merupakan gambaran kasar tentana suatu keadaan.
Cara ini dipergunakan : Bila biaya sangat sedikit , hasilnya diminta segera,tidak memerlukan ketepatan yanq tingqi, karena hanya sekedar gambaran umum saja.

1.Sampel Dengan Maksud (Purposive Samping).
Pengambilan sampel dilakukan hanya atas dasar pertimbangan penelitinya saja yang menganggap unsur-unsur yang dikehendaki telah ada dalam anggota sampel yang diambil.
2.Sampel Tanpa Sengaja (Accidental Sampling).
Sampel diambil atas dasar seandainya saja, tanpa direncanakan lebih dahulu. Juga jumlah sampel yang dikehenadaki tidak berdasrkan pertimbangan yang dapat dipertanggung jawabkan, asal memenuhi keperluan saja. Kesimpulan yang diperoleh bersifat kasar dan sementara saja
3.Sampel Berjatah (Quota Sampling)
Pengambilan sampel hanya berdasarkan pertimbangan peneliti saja, hanya disini besar dan kriteria sampel telah ditentukan lebih dahulu. Misalnya Sampel yang akan di ambil berjumlah 100 orang dengan perincian 50 laki dan 50 perempuan yang berumur 15-40 tahun. Cara ini dipergunakan kalau peneliti mengenal betul daerah dan situasi daerah dimana penelitian akan dilakukan

Tugas 1-Research Question Journal

Sumber : Laporan Tahunan BI 2005

Gambar 1.1.1. Perkembangan Kredit Perbankan Secara Umum

Seiring dengan perkembangan penyaluran kredit yang terus meningkat hal ini akan berdampak pada perkembangan permodalan bank-bank umum. Pada kenyataannya kondisi ekonomi tidak selalu baik, bahkan cenderung naik turun. Pada saat kondisi ekonomi sedang turun bank lebih memilih menyalurkan kredit modal kerja. Semakin banyak bank menyalurkan kredit ini maka semakin banyak pendapatan bunga yang akan diperoleh. Ketika pendapatan yang diterima meningkat yang nantinya dapat mempengaruhi jumlah laba, baik deviden dan laba ditahan. Hal ini tentu saja meningkatkan pertumbuhan modal dan akhirnya dapat meningkatkan sumber dana untuk menyalurkan kreditnya.

Dengan pernyataan diatas kita tahu bahwa Pendapatan terbesar dalam bank yang dapat mempengaruhi modal adalah pendapatan bunga dari penyaluran kredit. Karena dari peningkatan penyaluran kredit maka perolehan pendapatan bunga meningkat, meningkatnya perolehan pendapatan ini dapat menutupi seluruh beban termasuk NPL. Setelah pendapatan dikurangi beban dan NPL baru didapat laba dimana peningkatan laba ini akan mempengaruhi pertumbuhan modal. Karena penyaluran kredit memberikan pemasukan yang sangat besar maka masing-masing bank dalam membuat kebijakan penyaluran kredit berbeda-beda. Dengan tujuan menambah jumlah modal, walaupun ada pendapatan bank yang diperoleh selain dari bunga misal : biaya administrasi tabungan dan jasa transfer.

Jika kondisi dalam suatu bank terjadi peningkatan penyaluran kredit maka NPL akan meningkat yang tidak diikuti dengan peningkatan perolehan pendapatan. Maka hal ini menyebabkan modal berkurang maka sumber dana yang akan disalurkan kembali kepada masyarakat akan berkurang. Tetapi jika kondisi sebaliknya dimana jumlah dari penyaluran kreditnya mengalami penurunan maka pendapatan menurun dan NPL pun mengalami penurunan. Maka perkembangan modal bank menurun hal ini akan mempengaruhi jumlah sumber dana yang akan disalurkan kembali kepada masyarakat, selain itu bank tidak dapat memberikan dana segar kepada masyarakat yang benar-benar membutuhkan dengan lancar karena terbatasnya dana segar.

Meningkatnya jumlah penyaluran kredit akan menyebabkan meningkatnya NPL yang juga disertai meningkatnya beban, hal ini tentu saja akan mempengaruhi pertumbuhan modal. Selain besarnya beban operasional dan meningkatnya NPL yang mempengaruhi perkembangan modal. Adapun faktor lain mempengaruhi jumlah modal yaitu pembagian deviden yang tidak seimbang dengan laba ditahan. Karena modal bersih bank mencerminkan jumlah dana yang akan disalurkan kembali kepada masyarakat.

Dengan adanya persoalan diatas maka bank selalu memperhitungkan berapa yang akan diterima lalu disesuaikan dengan berapa yang harus dikeluarkan, hal nini tentu saja bertujuan agar pertumbuhan modal tidak menurun. Meningkatnya NPL akan mengurangi jumlah modal bank, karena pendapatan yang diterima bank digunakan untuk menutupi NPL yang tinggi. Selain itu meningkatnya NPL akan mempengaruhi bank dalam menyalurkan kreditnya pada periode berikutnya. Kondisi seperti ini akan mengurangi perkembangan deviden dan laba ditahan atau modal.

Dengan keadaan tersebut dimana pembagian laba yang tidak seimbang dan meningkatnya NPL dan beban dapat mempengaruhi pertumbuhan modal. Maka setiap bank tentu ingin meningkatkan pendapatan yang tinggi agar dapat menjalankan kegiatan operasional bank. Untuk itu bank dalam menyalurkan kreditnya selalu memberikan penilaian atas kreditnya. Adapun penilaiannya seperti 5C dan 7P Ini semua ditujukan agar dalam penyaluran kredit pihak bank dapat memperkirakan bunga yang diperoleh sehingga dapat menambah jumlah modal.

Dengan adanya penilaian diatas maka pihak bank tahu kualitas dari pihak debitur yang akan mengambil kredit. Apabila dari penilaian tersebut diatas tidak dipenuhi satu saja oleh debitur maka bank akan melihat kualitas kredit yang akan diberikan. Karena dari kualitas kredit dapat menggambarkan perolehan bunga yang diterima bank dan resiko terhadap NPL.

Untuk itu bank tidak asal meningkatkan jumlah dan tingkat suku bunga penyaluran kreditnya. Untuk menghindarkan resiko NPL yang tinggi dari penyaluran kredit yang tidak efisien. Dalam hal ini perlu untuk mempertimbangkan alokasi dana yang efisien. Seperti penyaluran kredit yang bisa memberikan return yang tinggi dimana tingkat NPL tidak terlalu tinggi. Karena pengalokasian dana yang tepat sangat mempengaruhi jumlah modal bank.

Pengalokasian dana yang tidak efisien menyebabkan penyaluran kredit berkurang. Karena jumlah dana pada modal berkurang sehingga dana yang akan disalurkan pada periode berikutnya ikut turun. Keadaan seperti ini akan menghambat kegiatan operasional bank itu sendiri dan juga menurunkan pendapatan bank. Pengalokasian dana yang tidak tepat dapat saja terjadi pada satu bank atau beberapa bank seperti grafik dibawah ini



Sumber : laporan keuangan tahunan Bank Permata

Gambar 1.1.2. Perkembangan Penyaluran Kredit terhadap modal Bank Permata

Grafik diatas menunjukkan bahwa bank Permata dalam perkembangan penyaluran kredit tidak jauh berbeda dengan perkembangan kredit pada bank-bank umum. Tetapi peningkatan ini tidak diikuti dengan perkembangan peningkatan modal, hal ini bisa saja pengalokasian dana yang tidak tepat terutama pada penyaluran kreditnya. Menurunnya ekuitas akan mempengaruhi penyaluran kredit pada periode berikutnya . Peningkatan penyaluran kredit tahun 2004 sangat bagus sehingga modal yang diperoleh juga meningkat. Peningkatan ini bisa dibandingkan pada tahun 2002 dan 2003 dimana bank Permata baru saja merger sehingga menyebabkan beban operasional meningkat terutama beban merger.

Penurunan modal bank Permata ditahun 2005 menurun karena adanya pergantian direktur utama. Selain itu adanya Standart Charter bank yang mengadakan kerjasama dengan bank Permata. Hal ini yang menyebabkan beban operasional bank meningkat hal ini tidak diikuti dengan peningkatan perolehan pendapatan sehingga pertumbuhan modal terhambat dan akhirnya menurun. Penurunan yang drastis yang terjadi di bank Permata mengakibatkan berkurangnya kegiatan operasional bank dan banyak terjadi pengurangan pegawai.

Dengan permasalahan yang disebutkan diatas maka penulis mengambil judul PENGARUH PENYALURAN KREDIT TERHADAP PERTUMBUHAN MODAL (STUDI KASUS BANK PERMATA CABANG MALANG TAHUN 2002:1-2005:4). Dimana pengaruh penyaluran kredit sangat mempengaruhi kegiatan perputaran dana dalam suatu bank. Dalam permasalahan diatas juga didapat peningkatan beban operasional juga akan mempengaruhi modal bank.

Tugas 1-Research Question Ada Disekitar Kita

Alasan mengapa orang mengambil kredit /pinjaman???


Kredit / Pinjaman merupakan hal klasik yang diperlukan oleh banyak orang dan ditemui di setiap kehidupan semua orang.Beberapa dari mereka sebetulnya mengambil kredit / pinjaman untuk keperluan investasi dan sebagian yang lain memang menggunakan kredit / pinjaman untuk keperluan konsumsi. Menurut penelitian dari berbagai sumber, sedikitnya ada lima hal yang dapat mendorong calon nasabah untuk mengajukan Kredit / Pinjaman yaitu


Income Smooting

Income smooting biasa terjadi karena adanya gap antara pendapatan dan pengeluaran. Biasanya terjadi pada mereka yang mendapatkan penghasilan pada masa tertentu (tidak rutin) seperti petani yang tidak akan punya uang sampe musim panen datang padahal kebutuhan akan uang tetap berjalan dari bulan ke bulan. Pada saat musim tanam berikutnya petani sangat memerlukan uang untuk persiapan masa tanam. Dengan alasan inilah mereka mengajukan kredit / pinjaman kepada bank.

Cash Flow Injection

Cash Flow Injection adalah kebutuhan akan dana dalam jangka waktu pendek yang biasa terjadi karena adanya peluang usaha/bisnis lain di luar usaha / bisnis yang saat ini tengah dijalani, sehingga diperlukan modal tambahan/dana segar secara cepat dalam waku yang singkat. Kredit / Pinjaman yang digunakan untuk keperluan ini biasanya hanya digunakan dalam waktu singkat sesuai dengan keperluan saat itu

Emergency Relief

Menjadi cadangan keuangan (emergency relief), yaitu untuk mengatasi kebutuhan mendadak akibat event risk (musibah keluarga, sakit, bencana alam, PHK, mencukupi biaya pendidikan jangka pendek dan lainnya). Kasus Kredit / Pinjaman dengan dasar ini menjadi penting mengingat masyarakat miskin umumnya tidak memiliki tabungan yang memadai atau asuransi

Asset Building

Menyiapkan dana untuk kebutuhan jangka panjang (asset building). Tujuan kredit / pinjaman ini biasanya digunakan untuk membeli aktiva tetap (peralatan rumah tangga, kendaraan, hewan ternak, properti dan lainnya) yang memiliki nilai ekonomi tinggi. Pada saatnya nanti, aset-aset tersebut dapat dikonversikan kembali menjadi uang


Saving Down

Saving down, yaitu mengkonversi pinjaman (lump sum of money) menjadi tabungan sebagai dana cadangan. Tujuannya untuk dapat digunakan sewaktu-waktu bagi berbagai macam keperluan. Orang yang memerlukan kredit / pinjaman dengan tujuan ini biasanya pada waktu itu belum membutuhkan uang namun bunga kredit saat itu sangat murah dan ada kemungkinan bunga kredit di masa mendatang (masa dimana uang diperlukan) bunga kredit menjadi lebih tinggi

Itulah beberapa hal kenapa kredit / pinjaman tetap diminati dari hari ke hari. Beberapa alasan itu pula yang akhirnya mendasari munculnya berbagai macam produk kredit / pinjaman di perbankan di Indonesia maupun di dunia