1.12.10

STRUKTUR POLITIK

STRUKTUR POLITIK

Politik adalah suatu proses dimana masyarakat memutuskan bahwa aktivitas tertentu adalah lebih baik dari yang lain dan harus dilaksanakan. Dengan demikian struktur politik meliputi baik struktur hubungan antara manusia dengan manusia maupun struktur hubungan antara manusia dengan pemerintah. Selain itu, struktur politik dapat merupakan bangunan yang nampak secara jelas (kengkret) dan yang tak nampak secara jelas. Hal ini dapat terlihat dari contoh-contoh sebagai berikut:
a)faktor-faktor yang bersifan informal (tidak atau kurang resmi) yang dalam kenyataan mempengaruhi cara kerja aparat masyarakat untuk mengemukakan, menyalurkan, menerjemahkan, mengkonversi tuntutan, dukungan, dan masalah tertentu dimana tersangkut keputusan yang berhubungan dengan kepentingan umum.
b)Lembaga yang dapat di sebut sebagai mesin politik resmi atau formal, yang dengan absah mengidentifikasi segala masalah, menentukan dan menjalankan segala keputusan yang mengikat seluruh anggota masyarakat untuk mencapai kepentingan umum.
Kemudian untuk mempertjam daya analisa, ada baiknya di uraikan beberapa istilah pokok yang diutarakan oleh, misalnya Talcott Parson : pelaku (actor); G.A.Almond : peranan (roles) dan struktur, dalam pengertian yan tidak terpisahkan dari fungsinya; sedangkan David Easton lebih cenderung mewarnai seluruh uraiannya dengan proses atau interaksinya.
Ketiga sarjana di atas menekankan satu sisi yang menurut pengamatan mereka sangat mendasari pembahasan sistem politik. Bila penekanan pada 3 faktor tersebut di atas dipakai, diperkirakan ketiganya akan saling melengkapi.
Mesin Politik : Informal
Yang berada dalam wilayah (realm)tidak resmi atau kurang resmi dapat di buat model pemdekatan sebagai berikut:
a.Pengelompokan masyarakat atas dasar persamaan sosial ekonomi, pengelompokan demikian lebih bersifat mengupas soal kekuatan riil dan masyarakat sebagai apa yang oleh Hugh Seton Watson dinamakan Force Of Revolution. Tantangan yang dihadapi sistem politik Indonesia antara lain juga berhubungan belum perkembangan diversifikasi komoditi ekspor. Bila usaha ekstraktif eksploitasi kayu dan rempah-rempah tidak di hitung, maka hasil pertanian hanya berkisar 11,6% dari empat jenis kelompok komoditi dimana minyak bumi meliputi 68,9%. Hal itu akan nampak dalam peranan ekspor komoditi nonmigas yang makin lama makin meningkat. Persoalan yang cukup rumit menjadi masalah bagi sistem politik indonesia yang Berhubungan dengan peranan golongan tani ialah hal bahwa pulau jawa yang hanya meliputi 6% dari luas wilayah indonesia, dari kepadatan penduduk rata-rata 607 orang/km2 atau di diami oleh 81,8 juta dari 129,1 juta penduduk Indonesia. Ini berarti bahwa rata-rata petani hanya mengolah tanah 0,5 Ha. Dapat dimengerti mengapa dalam pelita misalnya, terdapat serangkaian program yang memprioritaskan sektor pertanian.
golongan buruh merupakan kelompok yang memperoleh kehidupan dari penyumbangan tenaga dalam proses produksi. Mereka rata-rata hidup di kota-kota atau sekitarnya, karena disanalah kebanyakan industri berdiri. Penduduk kota di Indonesia di perkirakan sebanyak 17%.
Golongan menengah merupakan kelompok masyarakat yang mempunyai kehidupan diluar pengolahan tanah dan “penjualan tenaga” secara langsung. Profesi mereka kebanyakan seperti dokter, advokat, pegawai negeri, pemilik modal atau usahawan.
Golongan intelegensia ialah kelompok yang berkat kelebihan pengetahuannya –dibandiangkan dengan rakyat kebanyakan-mempunya gagasan, idealisme dan konsepsi tentang masyarakat bagaimana sebaiknya diwujudkan. Intelegensia ini sangat sedikt jumlahnya,tetapi sangat potensial dan berperan.
Kriterium, golongan ini lebih bersifat berhubungan dengan soal kemampuannyadan sikap mentalnya yang menghendaki kemajuan berbagai bidang. Intelegensia dalam perwujudannya lebih lanjut dapat menyebar menjadi rupa-rupa pengelompokan formal seperti administrator,militer, anggota parpol, atau berdiri sendiri sebagai tokoh politik.
a.Pengelompokan masyarakat atas dasar perbedaancara gaya di satu pihak, dan dilain pihak pengelompokan atas dasar kesadaran akan adanya persamaan jenis-jenis tujuan. Sehingga dapat di kategorikan sebagai kelompok asosiasi politik. Dapat di ambil model, golongan anggata sospol, administrator, militer,dll.
b.Pengelompokan masyarakat atas dasar kenyataan dalam kehidupan politik rakyat, yang satu samalain mengemban fungsi dan peranan politik tertentu. Yang secara konvensional dikenal dalam setiap sistem politik. Dalam pengelompokan ini dapat disebut partai politik golongan kepentingan, golongan penekan, tokoh politik, dan media komunikasi politik.

Mesin Politik Resmi
Yang berada di wilayah resmi, dalam arti merupakan mesin politik formal, diuraikan sebagai berikut:
a.Teori Montesquieu menurut Immanuel Kant yaitu Trias Politika
Tentang kekuasaan pemerintah yang di pisah-pisah :
kekuasaan atau lembaga legislatif : pembuat undang-undang
eksekutif : pelaksana undang-undang
yudisial : pelaksana peradilan
banyak pula muncul berbagai pendapat tentang kekuasaan, pendapat vollenhoven, yang terkenal dengan catur prajannya. Tugas pemerintah (bewindvoeren), dibagi 4 fungsi yaitu, pemerintahan, kepolisian, peradilan, perundang-undangan.
b.Meminjam teori dikotiomi, hanya ada dua macam kekuasaan menetapkan kebijaksann (policy making) dan kekuasaan melaksakan kebijaksanaan (policy executing). Di lain pihak Almond melihat bahwa supra struktur politik mempunyai fungsi sebagai rule making, rule aplication, dan rulu adjudication.
Di negeri kita dalam sektor pemerintahan dewasa ini ditemukan struktur yang ekstra, seperti Dewan Nasional (Denas). Dewan Perancang Nasional (Depernas), Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), Kopkamtib, Bakorstanas, Bakin, BPKP,dll.
Menurut klasifikasi, ada dua jenis sistem pemerintahan, yaitu:
(1)sistem pemerintahan parlementer (parliamentary executive / cabinet goverment system)
(2)sistem pemerintahan presidensial (non parliamentary / fixed executive).
Fungsi Politik
Fungsi politik adalah pemenuhan tugas dan tujuan struktur politik. Jadi, suatu struktur politik dapat dikatakan berfungsi apabila sebagian atau seluruh tugasnya terlaksana dan tujuannya tercapai. Oleh karena itu, struktur politik di bedakan atas infrastruktur politik, yaitu struktur politik masyarakat atau rakyat, suasana kehidupan politik masyarakat, sektor politik masyarakat, dan suprastruktur politik, yaitu struktur politik pemerintahan, sektor pemerintahan, suasana pemerintahan

STRATIFIKASI SOSIAL

STRATIFIKASI SOSIAL

Definisi / pengertian dari status sosial, kelas sosial, stratifikasi sosial dan diferensiasi sosial telah dijelaskan dalam artikel sebelumnya. Berikut di bawah ini adalah jenis-jenis atau macam-macam status sosial serta jenis / macam stratifikasi yang ada dalam masyarakat luas :
A. Macam-Macam / Jenis-Jenis Status Sosial
1. Ascribed Status
Ascribed status adalah tipe status yang didapat sejak lahir seperti jenis kelamin, ras, kasta, golongan, keturunan, suku, usia, dan lain sebagainya.
2. Achieved Status
Achieved status adalah status sosial yang didapat sesorang karena kerja keras dan usaha yang dilakukannya. Contoh achieved status yaitu seperti harta kekayaan, tingkat pendidikan, pekerjaan, dll.
3. Assigned Status
Assigned status adalah status sosial yang diperoleh seseorang di dalam lingkungan masyarakat yang bukan didapat sejak lahir tetapi diberikan karena usaha dan kepercayaan masyarakat. Contohnya seperti seseorang yang dijadikan kepala suku, ketua adat, sesepuh, dan sebagainya.
B. Macam-Macam / Jenis-Jenis Stratifikasi Sosial
1. Stratifikasi Sosial Tertutup
Stratifikasi tertutup adalah stratifikasi di mana tiap-tiap anggota masyarakat tersebut tidak dapat pindah ke strata atau tingkatan sosial yang lebih tinggi atau lebih rendah.
Contoh stratifikasi sosial tertutup yaitu seperti sistem kasta di India dan Bali serta di Jawa ada golongan darah biru dan golongan rakyat biasa. Tidak mungkin anak keturunan orang biasa seperti petani miskin bisa menjadi keturunan ningrat / bangsawan darah biru.
2. Stratifikasi Sosial Terbuka
Stratifikasi sosial terbuka adalah sistem stratifikasi di mana setiap anggota masyarakatnya dapat berpindah-pindah dari satu strata / tingkatan yang satu ke tingkatan yang lain.
Misalnya seperti tingkat pendidikan, kekayaan, jabatan, kekuasaan dan sebagainya. Seseorang yang tadinya miskin dan bodoh bisa merubah penampilan serta strata sosialnya menjadi lebih tinggi karena berupaya sekuat tenaga untuk mengubah diri menjadi lebih baik dengan sekolah, kuliah, kursus dan menguasai banyak keterampilan sehingga dia mendapatkan pekerjaan tingkat tinggi dengan bayaran / penghasilan yang tinggi.

Teori Struktural fungsional
Asumsi Dasar
Teori fungsionalisme struktural adalah suatu bangunan teori yang paling besar pengaruhnya dalam ilmu sosial di abad sekarang. Tokoh-tokoh yang pertama kali mencetuskan fungsional yaitu August Comte, Emile Durkheim dan Herbet Spencer. Pemikiran structural fungsional sangat dipengaruhi oleh pemikiran biologis yaitu menganggap masyarakat sebagai organisme biologis yaitu terdiri dari organ-organ yang saling ketergantungan, ketergantungan tersebut merupakan hasil atau konsekuensi agar organisme tersebut tetap dapat bertahan hidup. Sama halnya dengan pendekatan lainnya pendekatan structural fungsional ini juga bertujuan untuk mencapai keteraturan sosial. Teori struktural fungsional ini awalnya berangkat dari pemikiran Emile Durkheim, dimana pemikiran Durkheim ini dipengaruhi oleh Auguste Comte dan Herbert Spencer. Comte dengan pemikirannya mengenai analogi organismik kemudian dikembangkan lagi oleh Herbert Spencer dengan membandingkan dan mencari kesamaan antara masyarakat dengan organisme, hingga akhirnya berkembang menjadi apa yang disebut dengan requisite functionalism, dimana ini menjadi panduan bagi analisa substantif Spencer dan penggerak analisa fungsional. Dipengaruhi oleh kedua orang ini, studi Durkheim tertanam kuat terminology organismik tersebut. Durkheim mengungkapkan bahwa masyarakat adalah sebuah kesatuan dimana didalamnya terdapat bagian – bagian yang dibedakan. Bagian-bagian dari sistem tersebut mempunyai fungsi masing – masing yang membuat sistem menjadi seimbang. Bagian tersebut saling interdependensi satu sama lain dan fungsional, sehingga jika ada yang tidak berfungsi maka akan merusak keseimbangan sistem. Pemikiran inilah yang menjadi sumbangsih Durkheim dalam teori Parsons dan Merton mengenai struktural fungsional. Selain itu, antropologis fungsional-Malinowski dan Radcliffe Brown juga membantu membentuk berbagai perspektif fungsional modern.
Selain dari Durkheim, teori struktural fungsional ini juga dipengaruhi oleh pemikiran Max Weber. Secara umum, dua aspek dari studi Weber yang mempunyai pengaruh kuat adalah
Visi substantif mengenai tindakan sosial dan
Strateginya dalam menganalisa struktur sosial.
Pemikiran Weber mengenai tindakan sosial ini berguna dalam perkembangan pemikiran Parsons dalam menjelaskan mengenai tindakan aktor dalam menginterpretasikan keadaan.
Perkembangan Teori Struktural Fungsional
Hingga pertengahan abad, fungsionalisme menjadi teori yang dominan dalam perspektif sosiologi. Teori fungsional menjadi karya Talcott Parsons dan Robert Merton dibawah pengaruh tokoh – tokoh yang telah dibahas diatas. Sebagai ahli teori yang paling mencolok di jamannya, Talcott Parson menimbulkan kontroversi atas pendekatan fungsionalisme yang ia gulirkan. Parson berhasil mempertahankan fungsionalisme hingga lebih dari dua setengah abad sejak ia mempublikasikan The Structure of Social Action pada tahun 1937. Dalam karyanya ini Parson membangun teori sosiologinya melalui “analytical realism”, maksudnya adalah teori sosiologi harus menggunakan konsep-konsep tertentu yang memadai dalam melingkupi dunia luar. Konsep-consep ini tidak bertanggungjawab pada fenomena konkrit, tapi kepada elemen-elemen di dallamnya yang secara analitis dapat dipisahkan dari elemen-elemen lainnya. Oleh karenanya, teori harus melibatkan perkembangan dari konsep-konsep yang diringkas dari kenyataan empiric, tentunya dengan segala keanekaragaman dan kebingungan-kebingungan yang menyertainya. Dengan cara ini, konsep akan mengisolasi fenomena yang melekat erat pada hubungan kompleks yang membangun realita sosial. Keunikan realism analitik Parson ini terletak pada penekanan tentang bagaimana konsep abstrak ini dipakai dalam analisis sosiologi. Sehingga yang di dapat adalah organisasi konsep dalam bentuk sistem analisa yang mencakup persoalan dunia tanpa terganggu oleh detail empiris.
Sistem tindakan diperkenalkan parson dengan skema AGILnya yang terkenal. Parson meyakini bahwa terdapat empat karakteristik terjadinya suatu tindakan, yakni Adaptation, Goal Atainment, Integration, Latency. Sistem tindakan hanya akan bertahan jika memeninuhi empat criteria ini. Dalam karya berikutnya , The Sociasl System, Parson melihat aktor sebagai orientasi pada situasi dalam istilah motivasi dan nilai-nilai. Terdapay berberapa macam motivasi, antara lain kognitif, chatectic, dan evaluative. Terdapat juga nilai-nilai yang bertanggungjawab terhadap sistem sosoial ini, antara lain nilai kognisi, apresiasi, dan moral. Parson sendiri menyebutnya sebagai modes of orientation. Unit tindakan olehkarenaya melibatkan motivasi dan orientasi nilai dan memiliki tujuan umum sebagai konsekuensi kombinasi dari nilai dan motivasi-motivasi tersebut terhadap seorang aktor.
Karya Parson dengan alat konseptual seperti empat sistem tindakan mengarah pada tuduhan tentang teori strukturalnya yang tidak dapat menjelaskan perubahan sosial. Pada tahun 1960, studi tentang evolusi sosial menjadi jawaban atas kebuntuan Parson akan perubahan sosial dalam bangunan teori strukturalnya. Akhir dari analisis ini adalah visi metafisis yang besar oleh dunia yang telah menimpa eksistensi manusia. Analisis parson merepresentasikan suatu usaha untuk mengkategorisasikan dunia kedalam sistem, subsistem, persyaratan-persyaratan system, generalisasi media dan pertukaran menggunakan media tersebut. Analisis ini pada akhirnya lebih filosofis daripada sosiologis, yakni pada lingkup visi meta teori. Pembahasan mengenai fungsionalisme Merton diawali pemahaman bahwa pada awalnya Merton mengkritik beberapa aspek ekstrem dan keteguhan dari structural fungsionalisme, yang mengantarkan Merton sebagai pendorong fungsionalisme kearah marxisme. Hal ini berbeda dari sang guru, Talcott Parson mengemukakan bahwa teorisi structural fungsional sangatlah penting.Parson mendukung terciptanya teori yang besar dan mencakup seluruhnya sedangkan parson lebih terbatas dan menengah.
Seperti penjelasan singkat sebelumnya, Merton mengkritik apa yang dilihatnya sebagai tiga postulat dasar analisis fungsional( hal ini pula seperti yang pernah dikembangkan oleh Malinowski dan Radcliffe brown. Adapun beberapa postulat tersebut antara lain:
Kesatuan fungsi masyarakat , seluruh kepercayaan dan praktik sosial budaya standard bersifat fungsional bagi masyarakat secara keseluruhan maupun bagi individu dalam masyarakat, hal ini berarti sistem sosial yang ada pasti menunjukan tingginya level integrasi. Dari sini Merton berpendapat bahwa, hal ini tidak hanya berlaku pada masyarakat kecil tetapi generalisasi pada masyarakat yang lebih besar.
Fungsionalisme universal , seluruh bentuk dan stuktur sosial memiliki fungsi positif. Hal ini di tentang oleh Merton, bahwa dalam dunia nyata tidak seluruh struktur , adat istiadat, gagasan dan keyakinan, serta sebagainya memiliki fungsi positif. Dicontohkan pula dengan stuktur sosial dengan adat istiadat yang mengatur individu bertingkah laku kadang-kadang membuat individu tersebut depresi hingga bunuh diri. Postulat structural fungsional menjadi bertentangan.
Indispensability, aspek standard masyarakat tidak hany amemiliki fungsi positif namun juga merespresentasikan bagian bagian yang tidak terpisahkan dari keseluruhan. Hal ini berarti fungsi secara fungsional diperlukan oleh masyarakat. Dalam hal ini pertentangn Merton pun sama dengan parson bahwaada berbagai alternative structural dan fungsional yang ada didalam masyarakat yang tidak dapat dihindari.
Argumentasi Merton dijelaskan kembali bahwa seluruh postulat yang dijabarakan tersebut berstandar pada pernyataan non empiris yang didasarakan sistem teoritik. Merton mengungkap bahwa seharusnya postulat yang ada didasarkan empiric bukan teoritika. Sudut pandangan Merton bahwa analsisi structural fungsional memusatkan pada organisasi, kelompok, masyarakat dan kebudayaan, objek-objek yang dibedah dari structural fungsional harsuslah terpola dan berlang, merespresentasikan unsure standard.
Awalnya aliran fungsionalis membatasi dirinya dalam mengkaji makamirakat secara keseluruhan, namun Merton menjelaskan bahwa dapat juga diterapkan pada organisasi, institusi dan kelompok. Dalam penjelasan ini Merton memberikan pemikiran tentang the middle range theory. Merton mengemukakan bahwa para ahli sosiologi harus lebih maju lagi dalam peningkatan kedisiplinan dengan mengembangkan “teori-teori taraf menengah” daripada teori-teori besar. Teori taraf menengah itu didefinisikan oleh Merton sebagai : Teori yang terletak diantara hipotesa kerja yang kecil tetapi perlu, yang berkembang semakin besar selama penelitian dari hari ke hari, dan usaha yang mencakup semuanya mengembangkan uato teori terpadu yang akan menjelaskan semua keseragaman yang diamati dalam perilaku social. Teori taraf menengah pada prinsipnya digunakan dalam sosiologi untuk membimbing penelitian empiris. Dia merupakan jembatan penghubung teori umum mengenai istem social yang terlalu jauh dari kelompok-kelompok perilaku tertentu, organisasi, ddan perubahan untuk mempertanggungjawabkan apa yang diamati, dan gambaran terinci secara teratur mengenai hal-hal tertentu yang tidak di generaliasi sama sekali. Teori sosiologi merupakan kerangka proposisi yang saling terhubung secara logis dimana kesatuan empiris bisa diperoleh.
The middle range theory adalah teori-teori yang terletak pada minor tetapi hipotesis kerja mengembangkan penelitian sehari-hari yang menyeluruh dan keseluruhan upaya sistematis yang inklusif untuk mengembangkan teori yang utuh. The middle range theory Merton ini memiliki berbagai pemahaman bahwa secara prinsip digunakan untuk panduan temuan-temuan empiris, merupakan lanjutan dari teori system social yang terlalu jauh dari penggolongan khusus perilaku social, organisasi, dan perubahan untuk mencatat apa yang di observasi dan di deskripsikan, meliputi abstraksi, tetapi ia cukup jelas dengan data yang terobservasi untuk digabungkan dengan proposisi yang memungkinkan tes empiris dan muncul dari ide yang sangat sederhana. Dalam hal ini Merton seakan melakukan tarik dan menyambung, artinya apa yang dia kritik terhadap fungsionalis merupakan jalan yang dia tempuh untuk menyambung apa yang dia pikirkan. Atau dianalogikan, Merton mengambil bangunan teori kemudian di benturkan setelah itu dia perbaiki lagi dengan konseptual yang menurut kami sangat menarik.
Para stuktural fungsional pada awalnya memustakan pada fungsi dalam struktru dan institusi dalam amsyarakat. Bagi Merton hal ini tidaklah demikian, karrena dalam menganalis hal itu , para fungsionalis awal cenderung mencampur adukna motif subjektif individu dengan fungsi stuktur atau institusi. Analisis fungsi bukan motif individu. Merton sendiri mendefinisikan fungsi sebagai konsekuensi-konsekuensi yang didasari dan yang menciptakan adaptasi atau penyesuian, karena selalu ada konsekuensi positif. Tetapi , Merton menambahkan konsekuensi dalam fakta sosial yang ada tidaklah positif tetapi ada negatifnya. Dari sini Merton mengembangkan gagasan akan disfungsi. Ketika struktur dan fungsi dpat memberikan kontribusi pada terpeliharanya sistem sosial tetapi dapat mengandung konsekuensi negative pada bagian lain.Hal ini dapat dicontohkan, struktur masyarakat patriarki c memberkan kontribusi positif bagi kaum laki-laki untuk memegang wewenang dalam keputusan kemasyarakatan, tetapi hal ini mengandung konsekuensi negative bagi kaum perempuan karena aspirasi mereka dalam keputusan terbatas. Gagasan non fungsi pun , dilontarkan oleh Merton. Merton mengemukakan nonfungsi sebagai konsekuensi tidak relevan bagi sistem tersebut. Dapatkonsekuensi positif dimasa lalu tapi tidak dimasa sekarang.Tidaklah dapat ditentukan manakah yang lebih penting fungsi-fungsi positif atau disfungsi. Untuk itu Merton menambahkan gagasan melalui keseimbangan mapan dan level analisis fungsional.
Dalam penjelasan lebih lanjut , Merton mengemukakan mengenai fungsi manifest dan fungsi laten.Fungsi manifest adalah fungsi yang dikehendaki, laten adalah yang tidak dikehendaki.Maka dalam stuktur yang ada, hal-hal yang tidak relevan juga disfungso laten dipenagruhi secara fungsional dan disfungsional. Merton menunjukan bahwa suatu struktur disfungsional akan selalu ada. Dalam teori ini Merton dikritik oleh Colim Campbell, bahwa pembedaan yang dilakukan Merton dalam fungsi manifest dan laten , menunjukan penjelasan Merton yang begitu kabur dengan berbagari cara. Hal ini Merton tidak secara tepat mengintegrasikan teori tindakan dengan fungsionalisme. Hal ini berimplikasi pada ketidakpasan antara intersionalitas dengan fungsionalisme structural. Kami rasa dalam hal ini pun Merton terlalu naïf dalam mengedepankan idealismenya tentang struktur dan dengan beraninya dia mengemukakan dia beraliran fungsionalis, tapi dia pun mengkritik akar pemikiran yang mendahuluinya. Tetapi, lebih jauh dari itu konsepnya mengenai fungsi manifest dan laten telah membuka kekauan bahwa fungsi selalu berada dalam daftar menu struktur. Merton pun mengungkap bahwa tidak semua struktur sosial tidak dapat diubah oleh sistem sosial. Tetapi beberapa sistem sosial dapat dihapuskan. Dengan mengakui bahwa struktur sosia dapat membuka jalan bagi perubahan sosial.
Analisi Merton tentang hubungan antara kebudayaan, struktur, dan anomi. Budaya didefinisikan sebagai rangkaian nilai normative teratur yang mengendalikan perilaku yang sama untuk seluruh anggota masyarakat. Stuktur sosial didefinisikans ebagai serangkaian hubungan sosial teratur dan memeprnagaruhi anggota masyarakat atau kelompok tertentu dengan cara lain. Anomi terjadi jika ketika terdapat disjungsi ketat antara norma-norma dan tujuan cultural yang terstruktur secara sosial dengan anggota kelompok untuk bertindak menurut norma dan tujuan tersebut. Posisi mereka dalam struktur makamirakat beberapa orang tidak mampu bertindakm menurut norma-norma normative . kebudayaan menghendaki adanya beberapa jenis perilaku yang dicegah oleh struktur sosial. Merton menghubungkan anomi dengan penyimpangan dan dengan demikian disjungsi antara kebudayan dnegan struktur akan melahirkan konsekuensi disfungsional yakni penyimpangan dalam masyarakat. Anomi Merton memang sikap kirits tentang stratifikasi sosial, hal ini mengindikasikan bahwa teori structural fungsionalisme ini aharus lebih kritis dengan stratifikasi sosialnya. Bahwa sturktur makamirakat yangselalu berstratifikasi dan masing-masing memiliki fungsi yang selama ini diyakini para fungsionalis, menurut dapat mengindikasikan disfungsi dan anomi. Dalam hal ini kami setuju dengan Merton,dalam sensory experiences yang pernah kami dapatkan, dimana ada keteraturan maka harus siap deng ketidakteraturan, dalam struktur yang teratur, kedinamisan terus berjalan tidak pada status didalamnya tapi kaitan dalama peran. Anomi atau disfungsi cenderung hadir dipahami ketika peran dalam struktu berdasarkan status tidak dijalankan akibat berbagai factor. Apapun alasannya anomi dalam struktur apalagi yang kaku akan cenderung lebih besar. Dari sini, Merton tidak berhenti dengan deskripsi tentang struktur , akan tetapi terus membawa kepribadian sebagai produk organisasi struktur tersebut. Pengaruh lembaga atau struktur terhadap perilaku seseorang adalah merupakan tema yang merasuk ke dalam karya Merton, lalu tema ini selalu diilustrasikan oleh Merton yaitu the Self Fullfilling Prophecy serta dalam buku Sosial structure And Anomie. Disini Merton berusaha menunjukkan bagaimana struktur sosial memberikan tekanan yang jelas pada orang-orang tertentu yang ada dalam masyarakat sehingga mereka lebih , menunjukkan kelakuan non konformis ketimbang konformis. Menurut Merton, anomie tidak akan muncul sejauh masyarakkat menyediakan sarana kelembagaan untuk mencapai tujuan-tujuan kultur tersebut.
Dari berbagai penajabaran yang ada Pemahaman Merton membawa pada tantangan untuk mengkonfirmasi segala pemikiran yang telah ada. Hal ini terbukti dengan munculnya fungsionalisme gaya baru yang lebih jauh berbeda dengan apa yang pemikiran Merton. Inilah bukti kedinamisan ilmu pengetahuan, tak pelak dalam struktural fungsionalisme

26.10.10

SOSIAL POLITIK

SOSIOLOGI DAN POLITIK

1. SOSIOLOGI
1.1 Defenisi
A. Rocek dan Warren
Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara manusia dalam kelompok-kelompok.
B. William F. Ogburn &mayer F.Nimkopf
Sosiologi adalah penelitian secara ilmiah terhadap interaksi sosial dan hasilnya,yaitu organisasi sosial.
C. J.A.A Von Dorn dan C.J. Lammers
Sosiologi adalah ilmu pengetahuan tentang struktur-struktur dan proses- proses kemasyarakat yang bersifat stabil.
D. Max Weber
Sosiologi adalah ilmu yang berupaya memahami tindakan-tindakan sosial.
E. Se lo Sumardjan dan Soelaeman S oemardi
Sosiologi adalah ilmu kemasyarakatan yang memepelajari struktur sosial dan proses-proses sosial termasuk perubahan sosial.
F. Paul B. Horton
Sosiologi adalah ilmu yang memusatkan penelaahan pada kehidupan kelompok tersebut.
G. Soejono Soekanto
Sosiologi adalah adalah ilmu yang memusatkan perhatian pada segi -segi kemasyarakatan yang bersifat umum dan berusaha untuk mendapatkan pola-pola umum kehidupan masayarakat.
H. William Kornblum
Sosiologi adalah suatu upaya ilmiah untuk mempelajari masyarakat dan perilakua sosial anggotnya dan menjadikan masyarakat yang bersangkutan dalam berbagai kelompok dan kondisi.
I. A llan Jhonson
Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari kehidupan dan perilaku, terutama dalam kaitannya dengan suatu sistem sosial dan bagaimana sistem tersebut mempengaruhi orang dan bagaimana pula orang yang terlibat didalamnya sistem tersebut.
1.2 SIFAT HAKIKAT SOSIOLOGI
Selo Soemardjan dan Soelaeman Soemardi dalam (Soekanto, 1982:20-23) mengungkapkan mengenai beberapa sifat hakikat sosiologi sebagai berikut:
Sosiologi adalah suatu ilmu social dan bukan merupakan ilmu pengetahuan alam ataupun ilmu pengetahuan kerohanian.
Sosiologi bukan merupakan disiplin yang normative, akan tetapi merupakan disiplin yang kategoris. Artinya sosiologi membatasi pada apa yang terjadi dewasa ini, bukan mengenai apa yang terjadi dan seharusnya terjadi.
Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan murni (pure science) dan bukan merupakan ilmu pengetahuan terapan yang terpakai (applied science).
Sosiologi adalah ilmu pengetahuan yang abstrak dan bukan merupakan ilmu pengetahuan yang konkret. Artinya, bahwa yang diperhatikan adalah bentuk dan pola-pola peristiwa dalam masyarakat tetapi bukan wujudnya yang konkret.
Sosiologi bertujuan untuk menghasilkan pengertian-pengertian dan pola-pola umum. Artinya, sosiologi meneliti dan mencari apa yang menjadi prinsip atau hukum-hukum umum dari interaksi antar umat manusia dan juga perihal sifat, hakikat, bentuk, isi, dan struktur masyarakat manusia.
Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang empiris dan rasional. Artinya, bahwa hal ini berkaitan denngansoal metode sosiologi yang digunakan.
Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang umum dan bukan merupakan ilmu pengetahuan yang khusus. Artinya, sosiologi mempelajari gejala umum yang ada dalam setiap interaksi antar manusia.

2. POLITIK
2.1 Defenisi
Politik adalah proses pembentukan dan pembagian kekuasan dalam masayarakat yang antara lain berwujud proses pembuatan keputusan, khususnya dalam negara. Pengertian ini merupakan upaya penggabungan antara berbagai definisi yang berbeda mengenai hakikat politik yang dikenal dalam ilmu politik.
Politik adalah seni dan ilmu untuk meraih kekuasaan secara konstitusional maupun nonkonstitusional.
Di samping itu politik juga dapat ditilik dari sudut pandang berbeda, yaitu antara lain:
politik adalah usaha yang ditempuh warga negara untuk mewujudkan kebaikan bersama (teori klasik Aristoteles)
politik adalah hal yang berkaitan dengan penyelenggaraan pemerintahan dan negara
politik merupakan kegiatan yang diarahkan untuk mendapatkan dan mempertahankan kekuasaan di masyarakat
politik adalah segala sesuatu tentang proses perumusan dan pelaksanaan kebijakan publik.
Dalam konteks memahami politik perlu dipahami beberapa kunci, antara lain: kekuasaan politik, legitimasi, sistem politik,perilaku politik,partisipasi politikproses politik, dan juga tidak kalah pentingnya untuk mengetahui seluk beluk tentang partai politik.
2.2 Teori politik
Teori Politik merupakan kajian mengenai konsep penentuan tujuan politik, bagaimana mencapai tujuan tersebut serta segala konsekuensinya. Bahasan dalam Teori Politik antara lain adalah filsafah politik, konsep tentang negara, masyarakat, kedaulatan, kekuasaan, legitimasi, lembaga negara, perubahan sosial, pembangunan politik, perbandingan politik, dsb.
Terdapat banyak sekali sistem politik yang dikembangkan oleh negara negara di dunia antara lain: anarkisme, autoritarium,demokrasi , diktatorisme ,fasisme,federalisme,feminisme, fundamental keagamaan, globalisasi,imperalisme,kapitalisme, komunisme,liberalisme,libertarianisme,marxisme,meritokrasi,monarki,nasionalisme, rasisme,sosialisme,theokrasi,totaliterrisme,oligarki dsb.

3. EKONOMI
3.1 Defenisi
Ekonomi adalah sistem aktivitas manusia yang berhubungan dengan produksi, distribusi, pertukaran, dan konsumsi barang dan jasa. Kata "ekonomi" sendiri berasal dari kata Yunani οἶκος (oikos) yang berarti "keluarga, rumah tangga" dan νόμος (nomos), atau "peraturan, aturan, hukum," dan secara garis besar diartikan sebagai "aturan rumah tangga" atau "manajemen rumah tangga." Sementara yang dimaksud dengan ahli ekonomi atau ekonom adalah orang menggunakan konsep ekonomi dan data dalam bekerja. Ilmu yang mempelajari ekonomi disebut sebagai ilmu ekonomi.
3.2 Teori-teori ilmu ekonomi
Pembagian Ilmu Ekonomi (Alferd W. Stonier dan Douglas C. Hague):
Descriptive Economics (ilmu ekonomi deskriptif). Di sini dikumpulkan semua kenyataan yang penting tentang pokok pembicaraan (topik)yang tertentu, misalnya: sistem pertanian di Bali, atau industri katundi India.
Economic Theory (ilmu ekonomi teori atau teori ekonomi atau analisisekonomi). Di sini kita memberikan penjelasan yang disederhanakan tentang caranya suatu sistem ekonomi bekerja dan ciri-ciri yang penting dari sistem seperti itu.
Applied Economics (ilmu ekonomi terapan). Di sini kita mencoba mempergunakan rangka dasar umum dan analisis yang diberikanoleh ekonomi teori untuk menerangkan sebab-sebab dan arti pentingnya kejadian-kejadian yang dilaporkan oleh para ahli ekonomi deskriptif.


OBJEK – OBJEK DARI SOSIOLOGI, POLITIK, DAN EKONOMI
Sosiologi sebagai ilmu pengetahuan mempunyai beberapa objek
Menurut Astrid S. Susanto obyak sosiologi ada 2 macam yaitu :
1. Obyek materi adalah kehidupan sosial manusia dan gejala serta proses hubungan antar manusia yang mempengaruhi kesatuan hidup bersama
2. Obyak formal adalah pengertian terhadap lingkungan hidup manusia, meningktkan kehidipan harmonis masyarakatya, meningkatkan kerjasama antar manusia.
Secara sederhana objek-objek politik ini dibagi atas empat objek, yakni sistem sebagai objek umum; objek-objek input; objek-objek output; dan pribadi sebagai objek. Dan gejala politik membicarakan atau lebih menitikberatkan pada hubungan antara politik, struktur sosial, ideology, dan budaya.
Objek-Objek Dari Sosiologi, Politik, Dan Ekonomi
Sosiologi sebagai ilmu pengetahuan mempunyai beberapa objek
Objek material sosiologi adalah kehidupan sosial, gejala-gejala dan proses hubungan antara manusia yang memengaruhi kesatuan manusia itu sendiri.
Objek formal sosiologi lebih ditekankan pada manusia sebagai makhluk sosial atau masyarakat. Dengan demikian objek formal sosiologi adalah hubungan manusia antara manusia serta proses yang timbul dari hubungan manusia di dalam masyarakat.
Almond dan Verba mengatakan di dalam objek yang berfokus pada sistem politik terdapat tiga komponen yang saling menunjang, yaitu komponen kognitif, afektif dan evaluatif.
Sedangkan objek orientasi politik dapat digolongkan dalam beberapa objek. Pertama adalah sistem politik secara umum. Kedua adalah pribadi sebagai aktor politik. Ketiga bagian-bagian dari sistem politik yang dibedakan atas tiga golongan objek, yakni struktur khusus yang meliputi lembaga legislatif, eksekutif dan yudikatif; pemegang jabatan; dan proses input dan outut politik. Secara sederhana objek-objek politik ini dibagi atas empat objek, yakni : Sistem sebagai objek umum; objek-objek input; objek-objek output; dan pribadi sebagai objek.


sumber : google

SOSIAL POLITIK

SOSIOLOGI DAN POLITIK

1. SOSIOLOGI
1.1 Defenisi
A. Rocek dan Warren
Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara manusia dalam kelompok-kelompok.
B. William F. Ogburn &mayer F.Nimkopf
Sosiologi adalah penelitian secara ilmiah terhadap interaksi sosial dan hasilnya,yaitu organisasi sosial.
C. J.A.A Von Dorn dan C.J. Lammers
Sosiologi adalah ilmu pengetahuan tentang struktur-struktur dan proses- proses kemasyarakat yang bersifat stabil.
D. Max Weber
Sosiologi adalah ilmu yang berupaya memahami tindakan-tindakan sosial.
E. Se lo Sumardjan dan Soelaeman S oemardi
Sosiologi adalah ilmu kemasyarakatan yang memepelajari struktur sosial dan proses-proses sosial termasuk perubahan sosial.
F. Paul B. Horton
Sosiologi adalah ilmu yang memusatkan penelaahan pada kehidupan kelompok tersebut.
G. Soejono Soekanto
Sosiologi adalah adalah ilmu yang memusatkan perhatian pada segi -segi kemasyarakatan yang bersifat umum dan berusaha untuk mendapatkan pola-pola umum kehidupan masayarakat.
H. William Kornblum
Sosiologi adalah suatu upaya ilmiah untuk mempelajari masyarakat dan perilakua sosial anggotnya dan menjadikan masyarakat yang bersangkutan dalam berbagai kelompok dan kondisi.
I. A llan Jhonson
Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari kehidupan dan perilaku, terutama dalam kaitannya dengan suatu sistem sosial dan bagaimana sistem tersebut mempengaruhi orang dan bagaimana pula orang yang terlibat didalamnya sistem tersebut.
1.2 SIFAT HAKIKAT SOSIOLOGI
Selo Soemardjan dan Soelaeman Soemardi dalam (Soekanto, 1982:20-23) mengungkapkan mengenai beberapa sifat hakikat sosiologi sebagai berikut:
Sosiologi adalah suatu ilmu social dan bukan merupakan ilmu pengetahuan alam ataupun ilmu pengetahuan kerohanian.
Sosiologi bukan merupakan disiplin yang normative, akan tetapi merupakan disiplin yang kategoris. Artinya sosiologi membatasi pada apa yang terjadi dewasa ini, bukan mengenai apa yang terjadi dan seharusnya terjadi.
Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan murni (pure science) dan bukan merupakan ilmu pengetahuan terapan yang terpakai (applied science).
Sosiologi adalah ilmu pengetahuan yang abstrak dan bukan merupakan ilmu pengetahuan yang konkret. Artinya, bahwa yang diperhatikan adalah bentuk dan pola-pola peristiwa dalam masyarakat tetapi bukan wujudnya yang konkret.
Sosiologi bertujuan untuk menghasilkan pengertian-pengertian dan pola-pola umum. Artinya, sosiologi meneliti dan mencari apa yang menjadi prinsip atau hukum-hukum umum dari interaksi antar umat manusia dan juga perihal sifat, hakikat, bentuk, isi, dan struktur masyarakat manusia.
Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang empiris dan rasional. Artinya, bahwa hal ini berkaitan denngansoal metode sosiologi yang digunakan.
Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang umum dan bukan merupakan ilmu pengetahuan yang khusus. Artinya, sosiologi mempelajari gejala umum yang ada dalam setiap interaksi antar manusia.

2. POLITIK
2.1 Defenisi
Politik adalah proses pembentukan dan pembagian kekuasan dalam masayarakat yang antara lain berwujud proses pembuatan keputusan, khususnya dalam negara. Pengertian ini merupakan upaya penggabungan antara berbagai definisi yang berbeda mengenai hakikat politik yang dikenal dalam ilmu politik.
Politik adalah seni dan ilmu untuk meraih kekuasaan secara konstitusional maupun nonkonstitusional.
Di samping itu politik juga dapat ditilik dari sudut pandang berbeda, yaitu antara lain:
politik adalah usaha yang ditempuh warga negara untuk mewujudkan kebaikan bersama (teori klasik Aristoteles)
politik adalah hal yang berkaitan dengan penyelenggaraan pemerintahan dan negara
politik merupakan kegiatan yang diarahkan untuk mendapatkan dan mempertahankan kekuasaan di masyarakat
politik adalah segala sesuatu tentang proses perumusan dan pelaksanaan kebijakan publik.
Dalam konteks memahami politik perlu dipahami beberapa kunci, antara lain: kekuasaan politik, legitimasi, sistem politik,perilaku politik,partisipasi politikproses politik, dan juga tidak kalah pentingnya untuk mengetahui seluk beluk tentang partai politik.
2.2 Teori politik
Teori Politik merupakan kajian mengenai konsep penentuan tujuan politik, bagaimana mencapai tujuan tersebut serta segala konsekuensinya. Bahasan dalam Teori Politik antara lain adalah filsafah politik, konsep tentang negara, masyarakat, kedaulatan, kekuasaan, legitimasi, lembaga negara, perubahan sosial, pembangunan politik, perbandingan politik, dsb.
Terdapat banyak sekali sistem politik yang dikembangkan oleh negara negara di dunia antara lain: anarkisme, autoritarium,demokrasi , diktatorisme ,fasisme,federalisme,feminisme, fundamental keagamaan, globalisasi,imperalisme,kapitalisme, komunisme,liberalisme,libertarianisme,marxisme,meritokrasi,monarki,nasionalisme, rasisme,sosialisme,theokrasi,totaliterrisme,oligarki dsb.

3. EKONOMI
3.1 Defenisi
Ekonomi adalah sistem aktivitas manusia yang berhubungan dengan produksi, distribusi, pertukaran, dan konsumsi barang dan jasa. Kata "ekonomi" sendiri berasal dari kata Yunani οἶκος (oikos) yang berarti "keluarga, rumah tangga" dan νόμος (nomos), atau "peraturan, aturan, hukum," dan secara garis besar diartikan sebagai "aturan rumah tangga" atau "manajemen rumah tangga." Sementara yang dimaksud dengan ahli ekonomi atau ekonom adalah orang menggunakan konsep ekonomi dan data dalam bekerja. Ilmu yang mempelajari ekonomi disebut sebagai ilmu ekonomi.
3.2 Teori-teori ilmu ekonomi
Pembagian Ilmu Ekonomi (Alferd W. Stonier dan Douglas C. Hague):
Descriptive Economics (ilmu ekonomi deskriptif). Di sini dikumpulkan semua kenyataan yang penting tentang pokok pembicaraan (topik)yang tertentu, misalnya: sistem pertanian di Bali, atau industri katundi India.
Economic Theory (ilmu ekonomi teori atau teori ekonomi atau analisisekonomi). Di sini kita memberikan penjelasan yang disederhanakan tentang caranya suatu sistem ekonomi bekerja dan ciri-ciri yang penting dari sistem seperti itu.
Applied Economics (ilmu ekonomi terapan). Di sini kita mencoba mempergunakan rangka dasar umum dan analisis yang diberikanoleh ekonomi teori untuk menerangkan sebab-sebab dan arti pentingnya kejadian-kejadian yang dilaporkan oleh para ahli ekonomi deskriptif.


OBJEK – OBJEK DARI SOSIOLOGI, POLITIK, DAN EKONOMI
Sosiologi sebagai ilmu pengetahuan mempunyai beberapa objek
Menurut Astrid S. Susanto obyak sosiologi ada 2 macam yaitu :
1. Obyek materi adalah kehidupan sosial manusia dan gejala serta proses hubungan antar manusia yang mempengaruhi kesatuan hidup bersama
2. Obyak formal adalah pengertian terhadap lingkungan hidup manusia, meningktkan kehidipan harmonis masyarakatya, meningkatkan kerjasama antar manusia.
Secara sederhana objek-objek politik ini dibagi atas empat objek, yakni sistem sebagai objek umum; objek-objek input; objek-objek output; dan pribadi sebagai objek. Dan gejala politik membicarakan atau lebih menitikberatkan pada hubungan antara politik, struktur sosial, ideology, dan budaya.
Objek-Objek Dari Sosiologi, Politik, Dan Ekonomi
Sosiologi sebagai ilmu pengetahuan mempunyai beberapa objek
Objek material sosiologi adalah kehidupan sosial, gejala-gejala dan proses hubungan antara manusia yang memengaruhi kesatuan manusia itu sendiri.
Objek formal sosiologi lebih ditekankan pada manusia sebagai makhluk sosial atau masyarakat. Dengan demikian objek formal sosiologi adalah hubungan manusia antara manusia serta proses yang timbul dari hubungan manusia di dalam masyarakat.
Almond dan Verba mengatakan di dalam objek yang berfokus pada sistem politik terdapat tiga komponen yang saling menunjang, yaitu komponen kognitif, afektif dan evaluatif.
Sedangkan objek orientasi politik dapat digolongkan dalam beberapa objek. Pertama adalah sistem politik secara umum. Kedua adalah pribadi sebagai aktor politik. Ketiga bagian-bagian dari sistem politik yang dibedakan atas tiga golongan objek, yakni struktur khusus yang meliputi lembaga legislatif, eksekutif dan yudikatif; pemegang jabatan; dan proses input dan outut politik. Secara sederhana objek-objek politik ini dibagi atas empat objek, yakni : Sistem sebagai objek umum; objek-objek input; objek-objek output; dan pribadi sebagai objek.


sumber : google

19.6.10

Tugas IV_2b BEHAVIOURAL ACCOUNTING

PERILAKU AKUNTANSI (BEHAVIOURAL ACCOUNTING)

Perilaku Akuntansi (Behavioural Accounting) adalah aplikasi dari konsep-konsep ilmu sosial untuk beberapa daerah penelitian akuntansi seperti penganggaran, pengambilan keputusan, kontrol dan pelaporan keuangan. The newly emerging sub-discipline attempts to focus on the "human element" in what has essentially been a quantitative subject area. Yang baru muncul sub-disiplin upaya untuk fokus pada elemen "manusia" pada dasarnya apa yang menjadi wilayah subjek kuantitatif.
Perilaku akuntansi berkaitan dengan pengujian efek dari perilaku psikologis manusia pada perencanaan strategis, penganggaran, pengawasan, pelaporan keuangan, dan pengambilan keputusan dalam organisasi. Misalnya, anggaran (dan karenanya kontrol dan sistem evaluasi kinerja) memiliki implikasi perilaku pada setiap orang dalam organisasi: orang-orang yang berpartisipasi dalam mempersiapkan itu, mereka yang menggunakannya untuk membantu dalam proses pengambilan keputusan, dan mereka yang dievaluasi dengan menggunakan anggaran. Selain itu, kualitas pelaporan keuangan perusahaan, khususnya kualitas nomor laba publik melaporkan, dipengaruhi oleh perilaku manajer yang sengaja mencoba untuk memanipulasi penghasilan untuk keuntungan mereka sendiri, dan untuk mempengaruhi perilaku psikologis investor ', yang juga dapat terpengaruh oleh analis diri '-kepentingan. Auditor kemerdekaan juga dapat menjadi lemah oleh diri auditor '-kepentingan dan lebih percaya diri, dan sebagainya sebagai manajer.
Tujuan dari edisi khusus adalah untuk mempublikasikan kualitas tinggi, kertas teoritis dan empiris inovatif yang mempromosikan pemahaman tentang perilaku akuntansi perusahaan, untuk menyediakan platform untuk agenda penelitian di masa depan.
Masalah ini menyambut kertas teoritis atau empiris yang mencari manajer, auditor, dan regulator tentang kualitas laba perusahaan.
- Dampak dari perilaku manusia dan psikologi pada kualitas pelaporan keuangan perusahaan
Dampak dari perilaku manusia dan psikologi pada pengendalian internal pengambilan keputusan, internal, evaluasi kinerja, kepuasan pelanggan, manajemen kualitas total, dan kinerja perusahaan
Dampak dari perilaku manusia dan psikologi pada pengambilan keputusan investasi-
perilaku implikasi dari penetapan biaya berdasarkan aktivitas
implikasi perilaku dari anggaran
audit kualitas
sistem pengendalian internal dan kualitas laba
tata kelolah perusahan dan kualitas laba
analis pendapatan perkiraan dan manajemen laba/ kualitas

Tugas IV_2a Green Acounting

akuntansi Green mengikuti kerangka yang luas yang mencerminkan, dalam hal ekonomi, bukan hanya penipisan sumber daya alam dan biaya kesehatan pencemaran dan efek pada mata pencaharian tetapi juga penambahan modal manusia melalui pendidikan.

Di India, Produk Domestik Bruto telah menjadi indikator kunci dari pertumbuhan dan panduan untuk pembuat kebijakan untuk membuat perubahan dalam kebijakan pengentasan kemiskinan. Namun, jenis akuntansi mengabaikan komponen vital dari kekayaan nasional seperti perubahan kualitas kesehatan, pendidikan dan perubahan dalam kualitas dan tingkat sumber daya lingkungan India.
Mengapa aspek ini diabaikan? Apa jenis dampak melakukan hal-komponen yang ada pada pembangunan dan pengurangan kemiskinan? inklusi Dapatkah faktor-faktor membantu dalam merumuskan kebijakan yang lebih baik untuk peluang menghasilkan pendapatan dan keamanan mata pencaharian bagi masyarakat miskin? Ini adalah beberapa keprihatinan yang diangkat di DSDS yang diselenggarakan oleh LSM Delhi berbasis Energi dan Sumber Daya Institute (TERI).
"Kemiskinan adalah pencemar terburuk. Ada Kaitan antara kemiskinan dan degradasi lingkungan karena miskin bergantung pada sumber daya alam seperti kesuburan tanah, air segar, udara dan hutan," kata Prodipto Ghosh, Sekretaris, Kementerian Lingkungan Hidup dan Hutan. "Degradasi lingkungan dampak kesehatan masyarakat miskin, yang mempengaruhi kerja dan sekolah dan menonjolkan ketidaksetaraan gender. Oleh karena itu, lingkungan rancangan kebijakan (yang sedang diselesaikan oleh pemerintah) berusaha untuk keseimbangan antara ekonomi, kebutuhan sosial dan lingkungan untuk pembangunan berkelanjutan.Inti laporan hijau dikembangkan melalui India Akuntansi Green Serikat Proyek (GAISP). Dalam GAISP, akuntansi yang tepat dari sumber daya hutan dilakukan. GAISP mempelajari nilai kayu, karbon, kayu bakar dan hasil hutan non-kayu untuk mengevaluasi produk domestik bruto negara. Dengan memperlakukan hutan sebagai baik produktif dan non-aset ekonomi produktif, GAISP menemukan rata-rata berapa banyak orang yang tergantung pada hutan untuk kayu, kayu bakar, pakan ternak, buah-buahan, bambu / tongkat / alang-alang dan madu. Hal ini juga mempelajari efek penebangan, kebakaran hutan, kekacauan dan bencana alam untuk menghitung ukuran yang tepat. Langkah ini disebut Negara Lingkungan Produk Domestik Disesuaikan (EASDP). Menurut GAISP, negara harus menggunakan EASDP untuk mengevaluasi Negara Produk Domestik Bersih (NSDP) karena memperhitungkan perubahan yang timbul dari kerusakan lingkungan. Kesenjangan antara NSDP dan EASDP menunjukkan tingkat degradasi lingkungan yang disebabkan oleh kegiatan ekonomi seperti penebangan liar.

Tugas IV_1 Tekhnik Sampling

Teknik-Teknik Sampling

Pemilihan teknik pengarnbilan sampel merupakan upaya penelitian untuk
mendapat sampel yang representatif (mewakili), yang dapat menggambarkan
populasinya. Teknik pengambilan sampel tersebut dibagi atas 2 kelompok besar,
yaitu :
1. Probability Sampling (Random Sample)
2. Non Probability Sampling (Non Random Sample)


1. Probability Sampling
Pada pengam bilan sampel secara random, setiap unit populasi,
mempunyai kesempatan yang sama untuk diambil sebagai sampel. Faktor
pemilihan atau penunjukan sampel yang mana akan diambil, yang semata-mata
atas pertimbangan peneliti, disini dihindarkan. Bila tidak, akan terjadi bias.
Dengan cara random, bias pemilihan dapat diperkecil, sekecil mungkin. Ini
merupakan salah satu usaha untuk mendapatkan sampel yang representatif.
Keuntungan pengambilan sampel dengan probability sampling adalah sebagai
berikut:
- Derajat kepercayaan terhadap sampel dapat ditentukan.
- Beda penaksiran parameter populasi dengan statistik sampel, dapat
diperkirakan.
Besar sampel yang akan diambil dapat dihitung secara statistik


2. Penyimpangan (Error)
Dari hasil pengukuran terhadap unit-unit dalam sampel diperoleh nilai-nilai
statistik. Nilai statistik ini tidak akan persis sama dengan nilai parameternya.
Perbedaan inilah yang disebut sebagai Penyimpangan (Sampling Error)
Sedangkan pada non probability sampel, penyimpangan nilai sampel
terhadap populasinya tidak mungkin diukur. Pengukuran penyimpangan ini
merupakan salah satu bentuk pengujian statistik. Penyimpangan yang terjadi
pada perancangan kwesioner, kesalahan petugas pengumpul data dan pengola
data disebut Non Sampling Error.

3. Cara Pengambilan Sampel
Ada 5 cara pengambilan sampel yang termasuk secara random, yaitu
sebagai berikut:

1.Sampel Random Sederhana (Simple Random Sampling).
Proses pengambilan sampel dilakukan dengan memberi kesempatan yang
sama pada setiap anggota populasi untuk menjadi anggota sampel. Jadi disini
proses memilih sejumlah sampel n dari populasi N yang dilakukan secara
random. Ada 2 cara yang dikenal yaitu:
a. Bila jumlah populasi sedikit, bisa dilakukan dengan cara mengundi "Cointoss"
b. Tetapi bila populasinya besar, perlu digunakan label "Random Numbers"

2.Sampel Random Sistematik (Systematic Random Sampling)
Proses pengambilan sampel, setiap urutan ke .K" dari titik awal yang
dipilih secara random. Misalnya, setiap pasien yang ke tiga yang berobat ke suatu Rumah Sakit, diambil sebagai sampel (pasien No. 3,6,9,15) dan seterusnya.

3.Sampel Random Berstrata (Stratified Random Sampling)
Populasi dibagi strata-strata, (sub populasi), kemudian pengambilan sampel dilakukan dalam setiap strata baik secara simple random sampling,
maupun secara systematic random sampling.

4.Sampel Random Berkelompok (Cluster Sampling)
Pengambilan sampel dilakukan terhadap sampling unit, dimana sampling
unitnya terdiri dari satu kelompok (cluster). Tiap item (individu) di dalam
kelompok yang terpilih akan diambil sebagai sampel. Cara ini dipakai : bila
populasi dapat dibagi dalam kelompok-kelompok dan setiap karakteristik yang
dipelajari ada dalam setiap kelompok.

5.Sampel Bertingkat (Multi Stage Sampling)
Proses pengambilan sampel dilakukan bertingkat, baik bertingkat dua
maupun lebih.

4.Non Probability Sample (Selected Sample)

Pemilihan sampel dengan cara ini tidak menghiraukan prinsip-prinsip probability. Pemilihan sampel tidak secara random. Hasil yang diharapkan hanya merupakan gambaran kasar tentana suatu keadaan.
Cara ini dipergunakan : Bila biaya sangat sedikit , hasilnya diminta segera,tidak memerlukan ketepatan yanq tingqi, karena hanya sekedar gambaran umum saja.

1.Sampel Dengan Maksud (Purposive Samping).
Pengambilan sampel dilakukan hanya atas dasar pertimbangan penelitinya saja yang menganggap unsur-unsur yang dikehendaki telah ada dalam anggota sampel yang diambil.
2.Sampel Tanpa Sengaja (Accidental Sampling).
Sampel diambil atas dasar seandainya saja, tanpa direncanakan lebih dahulu. Juga jumlah sampel yang dikehenadaki tidak berdasrkan pertimbangan yang dapat dipertanggung jawabkan, asal memenuhi keperluan saja. Kesimpulan yang diperoleh bersifat kasar dan sementara saja
3.Sampel Berjatah (Quota Sampling)
Pengambilan sampel hanya berdasarkan pertimbangan peneliti saja, hanya disini besar dan kriteria sampel telah ditentukan lebih dahulu. Misalnya Sampel yang akan di ambil berjumlah 100 orang dengan perincian 50 laki dan 50 perempuan yang berumur 15-40 tahun. Cara ini dipergunakan kalau peneliti mengenal betul daerah dan situasi daerah dimana penelitian akan dilakukan

Tugas 1-Research Question Journal

Sumber : Laporan Tahunan BI 2005

Gambar 1.1.1. Perkembangan Kredit Perbankan Secara Umum

Seiring dengan perkembangan penyaluran kredit yang terus meningkat hal ini akan berdampak pada perkembangan permodalan bank-bank umum. Pada kenyataannya kondisi ekonomi tidak selalu baik, bahkan cenderung naik turun. Pada saat kondisi ekonomi sedang turun bank lebih memilih menyalurkan kredit modal kerja. Semakin banyak bank menyalurkan kredit ini maka semakin banyak pendapatan bunga yang akan diperoleh. Ketika pendapatan yang diterima meningkat yang nantinya dapat mempengaruhi jumlah laba, baik deviden dan laba ditahan. Hal ini tentu saja meningkatkan pertumbuhan modal dan akhirnya dapat meningkatkan sumber dana untuk menyalurkan kreditnya.

Dengan pernyataan diatas kita tahu bahwa Pendapatan terbesar dalam bank yang dapat mempengaruhi modal adalah pendapatan bunga dari penyaluran kredit. Karena dari peningkatan penyaluran kredit maka perolehan pendapatan bunga meningkat, meningkatnya perolehan pendapatan ini dapat menutupi seluruh beban termasuk NPL. Setelah pendapatan dikurangi beban dan NPL baru didapat laba dimana peningkatan laba ini akan mempengaruhi pertumbuhan modal. Karena penyaluran kredit memberikan pemasukan yang sangat besar maka masing-masing bank dalam membuat kebijakan penyaluran kredit berbeda-beda. Dengan tujuan menambah jumlah modal, walaupun ada pendapatan bank yang diperoleh selain dari bunga misal : biaya administrasi tabungan dan jasa transfer.

Jika kondisi dalam suatu bank terjadi peningkatan penyaluran kredit maka NPL akan meningkat yang tidak diikuti dengan peningkatan perolehan pendapatan. Maka hal ini menyebabkan modal berkurang maka sumber dana yang akan disalurkan kembali kepada masyarakat akan berkurang. Tetapi jika kondisi sebaliknya dimana jumlah dari penyaluran kreditnya mengalami penurunan maka pendapatan menurun dan NPL pun mengalami penurunan. Maka perkembangan modal bank menurun hal ini akan mempengaruhi jumlah sumber dana yang akan disalurkan kembali kepada masyarakat, selain itu bank tidak dapat memberikan dana segar kepada masyarakat yang benar-benar membutuhkan dengan lancar karena terbatasnya dana segar.

Meningkatnya jumlah penyaluran kredit akan menyebabkan meningkatnya NPL yang juga disertai meningkatnya beban, hal ini tentu saja akan mempengaruhi pertumbuhan modal. Selain besarnya beban operasional dan meningkatnya NPL yang mempengaruhi perkembangan modal. Adapun faktor lain mempengaruhi jumlah modal yaitu pembagian deviden yang tidak seimbang dengan laba ditahan. Karena modal bersih bank mencerminkan jumlah dana yang akan disalurkan kembali kepada masyarakat.

Dengan adanya persoalan diatas maka bank selalu memperhitungkan berapa yang akan diterima lalu disesuaikan dengan berapa yang harus dikeluarkan, hal nini tentu saja bertujuan agar pertumbuhan modal tidak menurun. Meningkatnya NPL akan mengurangi jumlah modal bank, karena pendapatan yang diterima bank digunakan untuk menutupi NPL yang tinggi. Selain itu meningkatnya NPL akan mempengaruhi bank dalam menyalurkan kreditnya pada periode berikutnya. Kondisi seperti ini akan mengurangi perkembangan deviden dan laba ditahan atau modal.

Dengan keadaan tersebut dimana pembagian laba yang tidak seimbang dan meningkatnya NPL dan beban dapat mempengaruhi pertumbuhan modal. Maka setiap bank tentu ingin meningkatkan pendapatan yang tinggi agar dapat menjalankan kegiatan operasional bank. Untuk itu bank dalam menyalurkan kreditnya selalu memberikan penilaian atas kreditnya. Adapun penilaiannya seperti 5C dan 7P Ini semua ditujukan agar dalam penyaluran kredit pihak bank dapat memperkirakan bunga yang diperoleh sehingga dapat menambah jumlah modal.

Dengan adanya penilaian diatas maka pihak bank tahu kualitas dari pihak debitur yang akan mengambil kredit. Apabila dari penilaian tersebut diatas tidak dipenuhi satu saja oleh debitur maka bank akan melihat kualitas kredit yang akan diberikan. Karena dari kualitas kredit dapat menggambarkan perolehan bunga yang diterima bank dan resiko terhadap NPL.

Untuk itu bank tidak asal meningkatkan jumlah dan tingkat suku bunga penyaluran kreditnya. Untuk menghindarkan resiko NPL yang tinggi dari penyaluran kredit yang tidak efisien. Dalam hal ini perlu untuk mempertimbangkan alokasi dana yang efisien. Seperti penyaluran kredit yang bisa memberikan return yang tinggi dimana tingkat NPL tidak terlalu tinggi. Karena pengalokasian dana yang tepat sangat mempengaruhi jumlah modal bank.

Pengalokasian dana yang tidak efisien menyebabkan penyaluran kredit berkurang. Karena jumlah dana pada modal berkurang sehingga dana yang akan disalurkan pada periode berikutnya ikut turun. Keadaan seperti ini akan menghambat kegiatan operasional bank itu sendiri dan juga menurunkan pendapatan bank. Pengalokasian dana yang tidak tepat dapat saja terjadi pada satu bank atau beberapa bank seperti grafik dibawah ini



Sumber : laporan keuangan tahunan Bank Permata

Gambar 1.1.2. Perkembangan Penyaluran Kredit terhadap modal Bank Permata

Grafik diatas menunjukkan bahwa bank Permata dalam perkembangan penyaluran kredit tidak jauh berbeda dengan perkembangan kredit pada bank-bank umum. Tetapi peningkatan ini tidak diikuti dengan perkembangan peningkatan modal, hal ini bisa saja pengalokasian dana yang tidak tepat terutama pada penyaluran kreditnya. Menurunnya ekuitas akan mempengaruhi penyaluran kredit pada periode berikutnya . Peningkatan penyaluran kredit tahun 2004 sangat bagus sehingga modal yang diperoleh juga meningkat. Peningkatan ini bisa dibandingkan pada tahun 2002 dan 2003 dimana bank Permata baru saja merger sehingga menyebabkan beban operasional meningkat terutama beban merger.

Penurunan modal bank Permata ditahun 2005 menurun karena adanya pergantian direktur utama. Selain itu adanya Standart Charter bank yang mengadakan kerjasama dengan bank Permata. Hal ini yang menyebabkan beban operasional bank meningkat hal ini tidak diikuti dengan peningkatan perolehan pendapatan sehingga pertumbuhan modal terhambat dan akhirnya menurun. Penurunan yang drastis yang terjadi di bank Permata mengakibatkan berkurangnya kegiatan operasional bank dan banyak terjadi pengurangan pegawai.

Dengan permasalahan yang disebutkan diatas maka penulis mengambil judul PENGARUH PENYALURAN KREDIT TERHADAP PERTUMBUHAN MODAL (STUDI KASUS BANK PERMATA CABANG MALANG TAHUN 2002:1-2005:4). Dimana pengaruh penyaluran kredit sangat mempengaruhi kegiatan perputaran dana dalam suatu bank. Dalam permasalahan diatas juga didapat peningkatan beban operasional juga akan mempengaruhi modal bank.

Tugas 1-Research Question Ada Disekitar Kita

Alasan mengapa orang mengambil kredit /pinjaman???


Kredit / Pinjaman merupakan hal klasik yang diperlukan oleh banyak orang dan ditemui di setiap kehidupan semua orang.Beberapa dari mereka sebetulnya mengambil kredit / pinjaman untuk keperluan investasi dan sebagian yang lain memang menggunakan kredit / pinjaman untuk keperluan konsumsi. Menurut penelitian dari berbagai sumber, sedikitnya ada lima hal yang dapat mendorong calon nasabah untuk mengajukan Kredit / Pinjaman yaitu


Income Smooting

Income smooting biasa terjadi karena adanya gap antara pendapatan dan pengeluaran. Biasanya terjadi pada mereka yang mendapatkan penghasilan pada masa tertentu (tidak rutin) seperti petani yang tidak akan punya uang sampe musim panen datang padahal kebutuhan akan uang tetap berjalan dari bulan ke bulan. Pada saat musim tanam berikutnya petani sangat memerlukan uang untuk persiapan masa tanam. Dengan alasan inilah mereka mengajukan kredit / pinjaman kepada bank.

Cash Flow Injection

Cash Flow Injection adalah kebutuhan akan dana dalam jangka waktu pendek yang biasa terjadi karena adanya peluang usaha/bisnis lain di luar usaha / bisnis yang saat ini tengah dijalani, sehingga diperlukan modal tambahan/dana segar secara cepat dalam waku yang singkat. Kredit / Pinjaman yang digunakan untuk keperluan ini biasanya hanya digunakan dalam waktu singkat sesuai dengan keperluan saat itu

Emergency Relief

Menjadi cadangan keuangan (emergency relief), yaitu untuk mengatasi kebutuhan mendadak akibat event risk (musibah keluarga, sakit, bencana alam, PHK, mencukupi biaya pendidikan jangka pendek dan lainnya). Kasus Kredit / Pinjaman dengan dasar ini menjadi penting mengingat masyarakat miskin umumnya tidak memiliki tabungan yang memadai atau asuransi

Asset Building

Menyiapkan dana untuk kebutuhan jangka panjang (asset building). Tujuan kredit / pinjaman ini biasanya digunakan untuk membeli aktiva tetap (peralatan rumah tangga, kendaraan, hewan ternak, properti dan lainnya) yang memiliki nilai ekonomi tinggi. Pada saatnya nanti, aset-aset tersebut dapat dikonversikan kembali menjadi uang


Saving Down

Saving down, yaitu mengkonversi pinjaman (lump sum of money) menjadi tabungan sebagai dana cadangan. Tujuannya untuk dapat digunakan sewaktu-waktu bagi berbagai macam keperluan. Orang yang memerlukan kredit / pinjaman dengan tujuan ini biasanya pada waktu itu belum membutuhkan uang namun bunga kredit saat itu sangat murah dan ada kemungkinan bunga kredit di masa mendatang (masa dimana uang diperlukan) bunga kredit menjadi lebih tinggi

Itulah beberapa hal kenapa kredit / pinjaman tetap diminati dari hari ke hari. Beberapa alasan itu pula yang akhirnya mendasari munculnya berbagai macam produk kredit / pinjaman di perbankan di Indonesia maupun di dunia